Jumat, 29 Juni 2012

Mitos vs Fakta tentang cowok bule


Menurut pengamatan saya yang sering sekali bergaul& tinggal di sekitar bule /wanita indo yang menikah/berpacaran dengan bule (bule - bule itu terdiri dari sanak famili saya sendiri, rekan- rekan kerja, Boss, dan tentunya suami saya sendiri) banyak pandangan di Indonesia tentang bule& istri WNInya yang cukup menyesatkan dan mengesalkan sehingga saya tergerak untuk meluruskan. Beberapa diantaranya adalah: 

1. Bule itu selalu kaya& akan merubah hidup wanita indo jadi lebih kaya 
kenyataannya banyak bule yang harus kerja keras demi bisa memenuhi syarat bisa bawa istri indonya ke negara dia & banyak juga wanita indo sudah nikah sama bule pun masih harus kerja keras bahkan selama mereka menetap di negara suaminya

2. Bule itu selalu menuntut seks pra nikah dari pasangannya atau bule itu sudah pasti gak perjaka lagi :
kenyataannya banyak bule yang saya kenal malah menghargai prinsip seorang wanita yang menolak seks pranikah dlm apapun bentuknya & banyak bule yang masih perjaka karena berusaha keras menjalankan prinsip-prinsip Alkitab yang telah ditanamkankan kepada mereka sejak kecil bahkan sewaktu saya berada di Belanda masih sebagai turis saja, keluarga calon mertua yang murni orang bule {saat itu masih calon mertua} cukup ketat mengawasi kami berdua. Kami sepakat untuk tidak hanya berduaan di tempat sepi seperti mobil yang sedang diparkir atau apartemen yang kosong, kami selalu memastikan mengajak pendamping dan kami pada saat itu tidak keberatan sama sekali karena itu memang sudah kesepakatan sejak awal, bahkan inisiatif datang dari suami dan keluarganya untuk menerapkan aturan pendamping yang tentu saja disetujui saya maupun keluarga dari pihak saya

3. Bule itu selalu suka clubbing, mabuk dan merokok :
faktanya itu hanya karena sewaktu di indo kebanyakan bule sedang berlibur tahunan, jd ya itulah yang kelihatannya hobby mereka - meski perlu dicatat tidak semuanya, padahal itu juga hanya selama libur dan di LN khususnya di Eropa, kehidupan sehari-hari bule selalu diisi dengan sibuk bekerja: ritme hidup mereka rata - rata : bangun pagi, sarapan, kerja, pulang kerja langsung masak, santai: baca buku, tv/ internet, lalu pergi tidur tidak lebih dari jam 11. Dan kalaupun weekend lebih diisi oleh kegiatan sports aja dan di Eropa, tempat buat clubbing juga gak sebanyak& semarak di Indo, percaya deh dan soal merokok, jumlah perbandingan pria merokok di Indo sama pria perokok di Eropa/ Barat, jauh lebih banyak di Indo lho – rationya dan soal pemabuk, hmm koq lebih sering saya denger kejadian di Indo ya, gak liburan gak musim ngantor, kalau memang pada dasarnya tukang mabuk ya gitu deh- lagian biasanya orang bule minum karena latar belakang geografis mereka memang dari tempat yang dingin, jadi minum miras itu karena ingin menghangatkan badan, pas ke Indo ya masih terbawa, apalagi pas liburan, ya udah jadi keterusan – sekali lagi itu tergantung prinsip hidup orangnya, kebanyakan bule yang aku kenal, jarang mabuk dan bahkan banyak yang enggak pernah mabuk

4. Bule itu bisa menghasilkan keturunan yang cakep- cakep, maklum campuran: 
kenyataan bahwa tidak semua bule bahkan yang kelihatannya akrab dengan anak- anak sekalipun, mau memiliki anak sendiri. Rata- rata ingin menunggu beberapa tahun setelah menikah karena merasa butuh adaptasi dulu dengan istrinya & belum siap menjadi seorang ayah: biasanya bule justru pria yang berpikiran lebih serius ttg memiliki anak, kalau punya anak, maunya mereka itu harus di saat sdh benar2 siap dari segi mental & finansial- bahkan ada beberapa wanita indonesia yang harus gigit jari karena belakangan tahu suaminya tidak bersedia memiliki anak sama sekali & lagi, keturunan asli indo juga gak kalah cakep koq dari keturunan blasteran – tinggal gimana dia dirawat & juga cara pandang seseorang ttg warna kulit & penampilan fisik karena di setiap daerah berbeda- beda, kalau di Indo yang blasteran lebih banyak diminati, asal tahu aja ya, di Eropa,  justru yang wajah asli Indo/ Afrika yang paling popular di sana!!


5. Bule itu pasti tidak beragama:
Memang di Eropa memiliki agama bukan kewajiban. Dan mayoritas yang MENGAKU beragama (kebanyakan mengaku agama 'Kristen' ) tetap saja menjalankan banyak hal yang bertentangan dengan prinsip- prinsip Alkitab. Sebenarnya prinsip Alkitab itu adalah prinsip terluhur namun sayang banyak yang tidak mau menjalankannya. Namun menarik, ternyata ada juga lho sekitar 1 setengah juta lebih orang di Eropa yang benar- benar menjalankan agamanya, secara aktif. Bukan hanya anggota gereja yang pasif. Kelompok agama itu adalah Kristen Saksi- Saksi Yehuwa yang juga tersebar di seluruh dunia. Saksi – saksi Yehuwa tidak merokok, tidak pecandu alkohol atau narkoba, memperbolehkan seks hanya di antara suami – istri yang sah, suami harus setia hanya kepada 1 istri, netral secara politik/ tidak ambil bagian dalam militer atas dasar prinsip Kasih yang sejati untuk tidak membunuh sesama. Jika ada yang melenceng dari prinsip, akan diperingatkan dengan tegas, dan jika tidak berubah maka akan dikeluarkan dari jemaat dan dianggap bukan Saksi Yehuwa lagi demi melindungi jemaat yang lain dan menjalankan prinsip Alkitab yang asli.

6. Bule itu suka wanita seksi:
 kalau ini mah semua cowok kali ya? Hehe :D Siapa sich yang enggak suka istrinya kelihatan seksi sebisa mungkin - tapi tentu ada batasnya - hanya milik suami bukan diumbar ke publik, dan seksi bukan berarti harus seronok dan itu tergantung prinsip individu masing- masing entah bule/indo/chinese/jepang/korea/afrika/indian atau apa aja, dan kalau jujur, waktu kita jalan ke mall, atau ke tempat umum, coba deh lihat, dari semua wanita yang tampil seksi seronok, yang pasangannya/suaminya bule, ada berapa persen dibanding yang suami/pasangannya bukan bule? Kalau dari pengamatan saya yang suka membuat semacam penelitian dan pengamatan di tempat- tempat umum di indonesia.. lebih banyak dari yang seronok itu, yang pasangannya/suaminya pria indo asli.. So kesimpulannya, kenapa keliatannya / imagenya cewek/ istrinya bule yang lebih sering kelihatan sebagai cewek yang seronok? karena, biasanya, yang jalan sama bule lah yang menarik perhatian mata kita. Mata manusia. Kenapa bisa? iya, soalnya di Indo ini masih menganut paham mayoritas, bahwa yang lebih putih, lebih cantik/ganteng. Sehingga kalau ada yang kelihatan 'blink-blink bule' pasti deh sensor mata langsung kerja dan mengirim signal ke otak. Nah giliran ada cewek seksi seronok yang gandengannya pria indo, eh sensor mata kita gak terlalu peka, jadinya kita enggak ngelihat, beda sama saya yang emang pada dasarnya suka mengamati situasi sekitar untuk keperluan tulisan saya, hehe.

7. Istrinya bule mayoritas adalah cewek yang seksi seronok atau menabo (menang body doang alias berwajah jelek plus gak ada otak) :
Pandangan ini benar2 salah. Bukannya mau membela diri sebagai istri bule ya.. Maksud saya, tentu saja ada bule yang mau sama cewek 'kategori ini' entah karena memang asli jatuh cinta/ suka daun muda/dipelet sama yang cewek/ apa aja lah (bukan urusan kita lagian& juga bukan hak kita untuk menghakimi toch? ) tapi banyak juga pria indo yang membuat pilihan cewek yang sama. Malah lebih banyak lho!!  Jadi sekali lagi ya itu deh, kesimpulannya, semua orang sama saja, mau bule atau enggak, selera bisa sama & bisa juga beda. Namanya juga selera, ya bisa saja bervariasi. Tapi yang saya lihat, beda urusannya mengenai dipilih jadi {maaf} gandengan saja dan dipilih jadi istri. Biasanya memang bule yang ‘lain daripada yang lain’ gak keberatan pilih cewek yang seksi seronok/ matre en menabo kalau cuma dijadikan gandengan. Samalah kayak cowok-cowok indoyang doyan main cewek. Tapi begitu mereka memutuskan untuk serius mencari wanita untuk dijadikan istri, bahkan mereka ini termasuk yang disebut bule2 yang ‘lain daripada yang lain’ tadi, kebanyakan wanita indo yang dipilih adalah yang berpenampilan menarik tapi bersahaja dan memiliki kemampuan otak yang cukup cerdas. Dan biasanya yang disuka dari wanita indo oleh pria bule adalah wajah cantik alami wanita indo {sekali lagi cewek indo yang rata2 berkulit kuning – bahkan yang semakin hitam itu yang semakin digemari di Eropa- itulah rata2 nilai cantik di Eropa} Orang bule juga terkenal enggak terlalu mentingin fisik. Maksud saya kalau di Indo, biasanya cewek ada tanda lahir di wajah atau bekas luka/ atau jerawatan/ atau kulit yang cokelat karena matahari/ gigi kelinci/ atau apa saja luka di wajah atau di tubuh, seberapa sering bisa jadi primadona? Boro2 jadi primadona, dihina iya. Nah kalau bule biasanya enggak lihat satu persatu fisik gitu. Mereka lebih lihat keseluruhan seorang wanita untuk menentukan wanita itu cantik atau tidak. Jadi ingat! Jangan salah ya guys, cewek2 yang biasanya dicap 'si buruk rupa' sama orang timur, itu malah yang memiliki nilai di mata bule biasanya. Ingat, bukan karena daya tarik seksnya aja, atau lebih jahatnya lagi ada lho orang yang bilang biasanya hanya bule kere/ bule jelek/ bule gak laku di kampung halamannya sendiri yang mau sama cewek2 'buruk rupa' itu. Banyak juga bule yang nikah sama cewek indo yang dianak tirikan karena terlahir hitam dan sederhana itu karena memang sudah sejak lama memimpikan untuk memiliki istri CANTIK karena tubuh mungil (pendek), kulit gelap, senyum manis alami dan juga cara bicara yang menarik (serba medok) dan anggun bersahaja (sederhana puoll), spontan apa adanya (gak berpendidikan). Kata-kata yang saya masukkan di dalam kurung itu adalah sterotype orang timur tentunya. Bahkan saya punya kenalan teman2 bule yang masih perjaka, tapi enggak ambil pusing saat mereka jatuh cinta sama wanita yang janda dan sudah pernah menikah, bahkan sudah punya anak. Mereka kalau sudah anggap wanita itu menarik dan cantik ya yakin banget 100%. Selain itu sifat spontan cewek indo juga mereka suka banget. Juga kemandiriannya. Karena memang hidup di LN {saya ambil contoh di Eropa saja} jarang banget pakai pembantu, kalaupun ada pembantu itu hanya milik orang2 super kaya atau orang yang sudah tua- mereka yang tidak sanggup mengurus diri sendiri. Di sana mana ada Taxi atau abang becak? Kalau mau belanja ke pasar ya harus jalan kaki atau naik sepeda. Di sana kita akan dianggap sangat manja kalau memilih naik mobil untuk hanya berbelanja harian ke pasar terdekat yang bisa mencapai 500 meter - 1,2 kilometer. Kecuali urgent tentunya  Mau belanja ya bawa tas di gantung di sadel belakang sepeda {seperti sepeda pak pos} atau tarik tas belanja seperti travel bag yang beroda.

8. Banyak cewek indo yang jadi ancur karena ngikutin budaya setempat di Eropa: 
well, hallo guys? Perasaan ya, kalau orang jadi rusak, ya berarti dirusak sama dirinya sendiri, karena enggak ada budaya di dunia ini yang jauh lebih baik atau lebih buruk dari budaya lain. Yang ada, terang2an apa adanya atau sembunyi2 di belakang supaya gak ketahuan orang. Jadi yang penting bukan budaya timur atau budaya barat, dua2nya sama saja, ada jelek ada baik. Yang penting itu sekali lagi, hubungannya dengan penciptaNya. Bukan budayanya, jujur aja di Indo perbuatan bejat gak kalah marak kan? 

9. Istrinya bule cewek matrealistis/ mimpi ingin merubah nasib:
Well, ini sich relatif. Dalam arti, namanya orang, pasti sebisa mungkin ingin memiliki nasib yang baik. Siapa juga mau hidup susah? Tapi, banyak banget, saya lihat, para wanita indo yang bersuamikan bule, itu gigihnya minta ampun dalam mengurus rumah tangga. Mereka enggak segan pindah ke negara suami dan bekerja di sana sebagai pelayan restaurant, pembersih rumah tangga, sales toko sepatu dan pekerjaan lainnya, yang di Indo seringkali dianggap pekerjaan rendahan, tapi di Eropa dianggap biasa. Padahal sewaktu di Indo dulunya, mereka bekerja mungkin sebagai resepsionis hotel, manager perusahaan, atau sesuatu yang lebih. Dan bagi mereka yang di Indo dulu tidak bekerja atau hanya bekerja sederhana, di Eropa, mereka biasanya otomatis akan berubah menjadi lebih mandiri, gigih dan ulet. Karena di sana sekali lagi hidup tidaklah semudah di Indo yang masih suka gotong royong, nonggo kanan/kiri, yach di sana memang harus diakui, meskipun lebih terjamin, namun tidak serta merta mudah. Ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Contohnya saja, mau makan mie pangsit. Kalau di sini bayar dikit sudah bisa makan puas. Coba di sana? Harus bayar mahal kalau enggak mau repot. Nah karena kebiasaan hidup hemat adalah kebiasaan yang sangat digalakkan di keluarga-keluarga Eropa, maka seringnya yang terjadi adalah si wanita indo harus belajar masak buat mie dan pangsitnya sendiri. Plus sambelnya. Mereka yang awalnya jangankan bisa masak pangsit sendiri, masak nasi pakai dandang aja enggak bisa {karena kebiasaan pakai magic com } Belum perjuangan dari awal untuk bisa mendapatkan ijin tinggal di negara suami {khususnya yang suaminya berasal dari Negeri Belanda, harus ujian kebudayaan, bahasa dan paper work yang ribetnya minta ampun}. Penuh pengorbanan dari sisi si cewek untuk bisa belajar bahasa yang sama sekali baru buat mereka.  Bahkan sekolah bahasa lagi lho disana. 

Intinya adalah, bule enggak lebih baik atau lebih buruk dari indo, istri bule enggak lebih baik atau buruk dari mereka yang bersuamikan indo. Semua memang tergantung individunya masing2. Kalau saya sich sangat bersyukur mendapatkan suami yang sekarang, bukan karena dia bule, tapi karena dia memang baik dan sejak kecil menganut prinsip2 Alkitab dan berupaya menjalankannya sebaik mungkin. Kebetulan kami memiliki agama yang sama, yaitu Kristen Saksi Yehuwa, jadi kami merasa cocok untuk menikah. Kalau mau menikah sama bule saja, ya udah dari dulu kali. Saya nikah sama bule yang lain. Jujur dulu di tempat saya bekerja, banyak rekan-rekan kerja yang ingin dapat suami bule, dan saya sering heran what’s wrong with bule? Heh? What’s the special? Karena saya memiliki banyak sekali family yang tinggal bahkan lahir di Eropa, sehingga saya tahu persis seperti apa hidup di Eropa {negara2 barat} selain karena hobi baca saya. Saya tahu bahwa hidup kita bisa bahagia sekalipun tanpa bule, dan hidup kita bisa juga merana sekalipun dengan bule. Malah saya yang enggak demen bule {waktu itu saya masih menganggap pria yang tampan adalah yang berwajah  Oriental/ Korea/ Japan}, beberapa kali ‘ditembak’ bule di tempat kerja {hotel bintang 5}. Entah mau dijadikan sekadar pacar dan bahkan ada yang serius. Dan mereka juga bukan bule kere lho! :D Rata2 mereka businessman/ staff Bank asing dgn posisi bergengsi. Tapi kalau enggak ada rasa, mau gimana ya? Masa mau diterima gitu saja? Saya yakin sama keputusan saya saat itu meski beberapa rekan kerja ada yang menyesalkan keputusan saya. 

Kalau sekarang pada akhirnya, sejak 2011  saya merubah pandangan saya tentang pria idaman, dan memiliki tunangan bule yang sekarang sudah menjadi suami {buat aku sekarang dia pria yang paling tampan di dunia meski emang gak sipit sama sekali, ehem ehem }, BUKAN karena mau dianggap berhasil, malah saya paling risih kalau ada tetangga atau teman yang tanya: "Suaminya bule ya mbak? Beruntung banget sich mbak.. gimana ya caranya?" Suami saya kan bukan award atau prestasi, tapi anugerah  buat saya karena dia 
{yang saya temui di tempat ibadah saya di Denpasar 2 tahun lalu} memang benar-benar memenuhi kriteria saya dan saya yakin saya juga memenuhi kriterianya. Dia memang seorang insinyur muda yang memiliki karir yang cukup bagus di perusahaannya, terkenal cerdas, namun seorang yang sederhana, penyabar, berwatak lembut meski juga bisa tegas, cinta keluarganya, memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya yang juga sangat harmonis dan lembut, tidak pernah menganut seks bebas (didikan rohani dari kecil oleh ortunya), tidak pernah merokok, tidak pernah mabuk, dan juga rajin baca Alkitab dan sebagaimana layaknya seorang kepala keluarga yang ideal, suamilah yang lebih banyak membimbing saya secara rohani. Bukan sebaliknya. Yang paling penting, saya tahu bahwa ia sangat mengasihi Allah kami Yehuwa yang akan lebih menguatkan dia untuk memimpin rumah tangga kami dengan hikmat ilahi, bukan hikmat duniawi, dan akan membuatnya berusaha keras menjauhi apa yang dibenci olehNya dan menjalankan apa yang dikasihi olehNya. Meski memang tidak ada yang sempurna setidaknya ia berusaha keras, sehingga menggerakkan saya sebagai istri untuk berusaha lebih. Bukan berarti kami tidak memiliki masalah, tentu saja ada, namun prinsip2 Alkitab yang kami yakini pasti akan sanggup menghadapi masalah apapun selama kita selalu menggunakannya. Dan meski sekarang saya tidak perlu bekerja karena suami masih sanggup memenuhi kebutuhan kami berdua lebih dari cukup, saya  akan dengan senang hati bekerja membantu suami jika suatu saat nanti kondisi akan berubah. Karena memang motif saya mencintai suami bule saya ini adalah karena saya sangat mencintai suami saya dengan tulus hati bukan atas dasar lain.  

Oh ya, karena sering sekali banyak yang minta korespondensi dengan saya, bisa lewat : aumuanise@gmail.com : dan ini website blog saya yang terbaru dan teraktif :http://aumuanise.wix.com/introduceme 

Untuk Line,  WA dan FB serta network social yang lain mohon maaf demi privacy tidak saya gunakan untuk publik. Jadi sementara hanya melalui email dan juga website blog saya tadi. 

Saya tidak bisa janji saya bisa balas cepat, karena kesibukan saya sebagai istri dan ibu serta beberapa aktivitas lainnya tapi saya akan selalu berusaha membalas apalagi kalau ada yang membutuhkan bantuan / saran. Terima kasih.