Sabtu, 09 Juli 2011

Perpisahan pertama :(

Hmm sudah 9 Juli 2011..

Itu berarti tunanganku sudah harus pergi meninggalkan aku lagi. Rasanya memang terlalu singkat. Hanya seminggu bersama kekasih. Sedih banget deh rasanya waktu itu. Tapi mau gimana lagi. Gak ada pilihan lain. Untungnya, kami berdua sudah mengantongi izin Papaku untuk aku bisa berlibur di Belanda dalam waktu 3 bulan. Hmm awalnya sich hanya boleh 1 bulan, tapi atas dasar masukan beberapa orang dan setelah mempertimbangkan bahwa butuh lebih dari sebulan bagiku supaya bisa beradaptasi di negeri Belanda (maklumlah kan aku nanti pada akhirnya akan tinggal di sana selamanya) dan juga atas dasar jaminan dari orang tua Rick untuk turut membantu mengawasi kami berdua plus komitmen kami berdua untuk tetap menjaga kemurnian kami hingga hari pernikahan kami, maka pada akhirnya ijin pergi ke Belanda selama 3 bulan sudah aku kantongi dari Ortuku! Cihui!! Jadinya kali ini, perpisahan ini sedih tapi masih bisa dijalani :)

Foto bersama sebelum Rick take off lagi :(

Rabu, 06 Juli 2011

Pacaran, Lamaran, dan Pertunangan

            Kami berdua menganut prinsip Alkitab yang meyakini bahwa berpacaran selayaknyalah hanya untuk tujuan menikah. Karena itu tidaklah mudah bagi kami untuk memutuskan berpacaran atau tidak. Tetapi setelah menimbang segala hal (minat, cita-cita, latar belakang) akhirnya kami berdua sepakat untuk berpacaran dan bertunangan. Kamipun sadar bahwa problem diantara kami bisa saja timbul mengingat perbedaan budaya dan usia (Rick lebih tua 7 tahun dari aku). Namun kami juga sadar bahwa selama kami menerapkan prinsip Alkitab dalam kehidupan kami, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi. Maka rencana agar kami bisa saling kenal keluarga masing-masing pun dibuat. Memang lewat Skype sudah, namun tentu tidaklah cukup jika belum bertatap muka.
         Dengan pertimbangan Rick sebagai pihak pria harus terlebih dulu masuk minta di keluargaku, Rick segera mengajukan ijin kepada atasannya untuk menemuiku selama seminggu di Surabaya. Bertepatan dengan itu, Rick yang bekerja sebagai Insinyur di perusahaan Belanda, ditugaskan untuk mengukur mesin yang ada di negeri Cina. Rick berangkat 26 Juni 2011 dari Belanda, dan mendarat di Hongkong pada tanggal 27 Juni 2011. Segera setelah urusan pekerjaan di Cina selesai, Rick akan segera terbang ke Surabaya, tepatnya pada hari Jumat 1 Juli 2011. Dan akupun yang pada saat cerita ini ditulis masih sibuk bekerja di Bali sebagai Personal Assistant bule asal Denmark dan Villa Manager, berhasil juga dapat ijin cuti pulang kampung bahkan 2 hari sebelum Rick tiba di surabaya.  
              Aku ingat hari itu, jam 19:30 aku sudah tiba di areal penjemputan. Namun betapa kecewanya aku, mendapati info yang tercantum di papan pengumuman. Pesawat Cathay yang ia tumpangi mengalami delay, seharusnya mendarat 19:35 WIB,  namun CX 780 diumumkan ETA baru pada pukul 21:00 WIB. Bersamaan dengan mendaratnya Air Asia dan Garuda Airlines. Alhasil area penjemputan super full dengan keluarga/ teman yang ingin menjemput penumpang dari 3 pesawat lain sekaligus. Entah karena banyaknya asap rokok dari para penjemput, atau karena sedang nervous mau bertemu pacar untuk pertama kalinya :D plus ngebayangin aku harus menunggu 1,5 jam di sana, aku mendadak menjadi sedikit pusing waktu itu. Untungnya, aku bertemu temanku, Mas Santoso, Airport Rep dari salah satu hotel bintang lima tempat aku bekerja dulu.  Mas Santoso dengan baik hati menawarkan untuk membantuku mempermudah menjemput Rick. Ia yang tentunya memiliki akses memasuki ruang terminal bandara, menyuruhku untuk menulis nama lengkap Rick di papan yang ia bawa. Lalu setelah melihat foto Rick dari HPku, Mas Santoso menyuruhku untuk duduk saja menunggu di kafe di sana. Benar saja, pukul 21:40 HPku berdering. Mas Santoso memberitahukan bahwa ia sudah bertemu Rick yang sedang sibuk antri Visa On Arrival. Beda dengan para penjemput lain yang harus susah-susah berdiri dan pasang mata lekat-lekat, aku sich santai-santai aja duduk manis di kafe sambil minum juice jeruk. Hehe.. sepertinya keberuntungan sering sekali berpihak padaku :P


        Pukul 21:55 HPku kembali berdering dan Mas Santoso menginfokan bahwa sudah saatnya aku menunggu di areal pintu keluar karena Rick sudah akan berjalan keluar. Hmm.. dag dig dug juga... Malah sakit perut juga tiba2 menyerang aku. Tak ketinggalan sedikit keringat dingin. Memang ini bukan yang pertama kali kami bertemu, namun terakhir bertemu, dia masih hanya seorang teman. Sekarang kan beda, jadi ya wajar kan kalau aku ngerasain nervous seperti ini? Tapi semua rasa itu langsung hilang saat senyum itu menatap mataku dan segera memelukku erat. Ya, masih adalah sedikit perasaan salting, mungkin dia juga, tapi rasa senang, dan nyaman jauh lebih mendominasi pastinya. 
Foto pertama kami di Lobby Cassanda Guest House
         Maka taksipun segera meluncur ke arah Cassanda Guest House tempat Rick akan menginap karena keluargaku sudah menunggu di sana.  Ohya, di dalam taxi. Ada satu peristiwa yang gak akan pernah aku lupakan seumur hidup. Rick, yang sejak di bandara memang enggak berhenti menggenggam tangan kiriku, tiba-tiba menarik tangan kananku ke arah lututnya. Lalu sambil menatapku dengan senyumnya yang paling manis itu, dan dengan mata yang berbinar-binar, Rick melamarku. Aku masih ingat ini kata-kata yang ia ucapkan: " Do you want to be my wife, Audra Letizia Brahma?" Memang Rick orangnya simple dan apa adanya, tapi buat aku, apapun itu tetap aja terasa manis. Apalagi dia mengatakannya dalam 3 bahasa. Indonesia, Inggris dan Belanda. Katanya, dia sudah merencanakan, bahwa tidak boleh lebih dari 5 menit setelah bertemu aku, dia harus langsung melamarku. Alhasil di taxilah lamaran itu dilakukan. Pak Supir Taksi yang mengintip dari arah spion, jadi tersenyum-senyum. Menurutku akan sangat bodoh kalau saat itu aku menjawab tidak. Karena tidak ada alasan untuk berkata tidak, dan justru banyak alasan untuk mengatakan YA! Rick langsung memelukku lebih erat lagi setelah kata YA itu aku lontarkan. Mungkin dia bisa merasakan detak jantungku berdebar lebih keras lagi saat itu, sama seperti aku bisa merasakan detak jantungnya. Tapi sesampainya di Cassanda, Rick kelihatan lebih nervous. Hehe maklum pertama kali ketemu camer tuch!  Ssst asal tahu saja, sebenarnya bukan hanya Rick yang nervous, ortuku pun sebenarnya juga nervous lho. Maklum lah, nih calon mantu bukan orang sini en ortuku khususnya Papaku, sudah keburu kawatir soal kendala bahasa. Tapi setelah bercakap2 sebentar, nervous itu perlahan-lahan cair. Baik di sisi Rick dan di sisi ortu. Kedua belah pihak terlihat tampak akrab dan mulai bisa bercanda akrab. Sepertinya itu karena Mamaku memang bisa berbahasa Belanda sedikit-sedikit dan Rick bisa dibilang cukup lancar berbicara bahasa Indonesia :D 
    Bayangin betapa bahagianya aku sewaktu kami dalam perjalanan pulang ke rumah dari Cassanda, keluargaku mengatakan bahwa mereka senang melihat Rick yang kata mereka dari sorot matanya, kelihatan orang yang baik dan penyayang. Lega deh aku :) Malam itu tidurku jauh lebih nyeyak dari malam-malam sebelumnya.
              

Rick sematkan cincin emas bermatakan batu rubi  sebagai tanda pertunangan kita , pas dengan warna baju kami berdua lho ;)